Banda Aceh – Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA) menilai Penyebab pembatalan Proyek – proyek besar di Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) Tahun 2021 dikarenakan Konflik kepentingan antar pihak yang berkuasa di Aceh.
Sehingga ada paket-paket dengan proses perencanaan terlambat dan menyebabkan banyak yang harus di batalkan. Kata Alfian Koordinator MaTA melalui seluler di Banda Aceh, Rabu (20/10/2021).
Ia memprediksi “APBA Tahun 2021 SiLPA mencapai 5 Triliun”.
Hal ini salah satu bentuk ketidakmampuan dan kegagalan Pemerintah Aceh dalam memberikan pelayanan pembangunan untuk publik di tahun 2021. tutur Alfian
Lebih lanjut alfian mengatakan, di tahun 2020 juga terjadi penundaan pengerjaan, tapi tidak separah tahun ini dengan sangat banyak paket-peket besar yang tidak bisa dikerjakan, Artinya ada permasalahan di bagian tehnis Pemerintah Aceh dan ini perlu di perhatikan oleh semua pihak.
MaTA menyayangkan sikap Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) cenderung tidak merespon terhadap banyaknya pembatalan paket di tahun 2021, baik paket yang sudah direncanakan, di tender dan disahkan anggaran, maupun paket yang tidak ada perencanaan.
Permasalahan ini bukan lagi di tingkat tatanan Eksekutif dan legislatif, tapi sudah menjadi problem yang serius di lapisan masyarakat aceh.
Dampak penerima manfaatnya adalah rakyat Aceh. Maka perlu perhatian semua pihak untuk mengkritisi dan mempertanyakan sehingga pemerintah peka terhadap apa yang sedang mereka lakukan. imbuhnya Koordinator MaTA
Alfian menjelaskan, Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pemerintah Aceh juga salah satu menjadi permasalahan, dengan ditempatkan posisi jabatan “orang yang bisa di sertir oleh penguasa”. Seharusnya yang menduduki jabatan tersebut adalah orang-orang yang professional.
Catatan MaTA untuk posisi ULP Aceh hari ini adalah orang yang bermasalah, artinya pernah di Berita Acara Pemriksaan (BAP) oleh Kapolda Aceh sebanyak dua kali. “dan sudah meminta kepada Gubernur Aceh untuk melakukan pergantian, karna posisi untuk menjabat kepala ULP belum layak, secara aturan, ” Tegasnya.
Discussion about this post