Aceh Besar – Tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri Nasional, di mana pada tanggal tersebut jutaan santri di seluruh Nusantara akan memperingati bagaimana peran dan perjalanan para ulama atau santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, merawat kemerdekaan, hingga membangun Indonesia hingga menjadi seperti saat ini.
Santri atau nama lain dari generasi bangsa yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren (di Aceh disebut Dayah), telah membuktikan diri sebagai salah satu kelompok masyarakat yang eksistensinya begitu dinanti oleh masyarakat, dan begitu dibutuhkan kehadirannya.
Tidak terkecuali di Aceh Besar, Kabupaten yang letaknya berjiran dengan ibukota provinsi Aceh, di kabupaten ini ada ratusan Pondok Pesantren atau Dayah yang menampung ribuan santri dalam menuntut ilmu agama islam, yang kontribusi para santri di Kabupaten ini, juga begitu dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Aceh Besar.
Sebut saja, diantara kontribusi santri terhadap Kabupaten yang memiliki luas 2.969 Km2 dan terbagi pada 23 kecamatan ini, baru-baru ini berhasil membawa pulang 15 piala penghargaan pada Musabaqah Qiraatil Kutub (Lomba Mebaca Kitab Kuning) yang diselenggarakan oleh pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan Dayah Aceh, 13-16 Oktober 2021 di Asrama Haji Embarkasi Aceh.
Perolehan 15 piala yang diraih oleh santri dari Kabupaten Aceh Besar tersebut diraih dengan cara yang tidak mudah. Dimana dengan minimnya persiapan, minimnya anggaran, tapi santri Aceh Besar masih berhasil mempertahankan peringkat Aceh Besar pada lima besar perolehan juara secara keseluruhan pada MQK II Aceh tersebut.
Ternyata, perolehan juara yang diraih oleh santri Aceh Besar yang merupakan kader terbaik calon penerus ulama ini, dipandang sebelah mata oleh sebagian kalangan pemangku jabatan di Aceh Besar.
Bagaimana tidak, para juara yang terbukti kecerdasan dan keahliannya dalam membaca kitab kuning tersebut seakan tidak pernah ada di Aceh Besar. Buktinya, saat tulisan ini diturunkan 19 Oktober 2021, belum ada ucapan secara resmi atau melalui media dari pejabat-pejabat tertentu di Aceh Besar.
Kejadian ini membuat Tgk Irfan Siddiq yang merupakan salah satu aktifis santri di Aceh Besar ikut menyampaikan kekecewaannya melalui rilis pada media ini.
Ia mengaku kaget dengan membaca judul berita online pada 19 Oktober 2021 pada sebuah media ternama di Aceh yang inti dari berita tersebut mendesak Pemkab dan KONI Aceh Besar agar memberikan Bonus kepada Meisarah, atlet asal Aceh Besar yang meraih medali pada PON Papua baru-baru ini.
Tgk. Irfan mempertanyakan, kenapa pernyataan seperti ini tidak keluar untuk santri-santri yang juga baru memperoleh juara di tingkat provinsi dengan mengharumkan nama Aceh Besar.
Kemudian lanjut Tgk Irfan, sehubungan dengan perayaan Hari Santri Nasional pada 22 Oktober 2021 nanti, ia mengajak seluruh santri dan warga Aceh Besar untuk mendoakan agar para pejabat atau pemangku jabatan di Kabupaten Aceh Besar atau di tingkat yang lebih tinggi, agar ikut mengapresiasi prestasi yang diraih oleh santri-santri pengharum nama Aceh Besar, bukan hanya perhatian kepada atlet peraih juara di event olahraga saja, demikian harap Santri Dayah Darul Aman Lubuk Sukon ini.(*)
Discussion about this post