Aceh Besar- Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) boleh saja bangga dengan banyaknya proyek yang berhasil dibangun mulai dari pembangunan Dermaga Jety CT-3 BPKS hingga proyek lainnya. Namun tunggu dulu, jangan tanya soal kualitas hingga penggunaanya bagi masyarakat.
Seperti di Pulo Aceh, Aceh Besar. Disana banyak sekjali gedung yang telah dibangun BPKS kondisinya kini rusak parah dan terbengkalai serta tak bisa dimanfaatkan masyarakat alias mubazir. Inilah kenapa bisa disebut potret buram proyek BPKS.
Misal proyek pelabuhan perikanan di Pulau Breuh, Kecamatan Pulo Aceh, Aceh Besar. Proyek ini dibangun oleh BPKS sejak 2012 dan selesai 2018 dengan anggaran Rp. 438 miliar. Sayangnya, bangunan yang menyedot APBN hingga ratusan miliar itu tak dimanfaatkan dan kini dalam kondisi rusak parah.
Amatan media ini dilapanagan Minggu 12 September 2012, meski sudah selesai dibangun tapi terlihat tidak ada aktifitas dalam pelabuhan perikanan terpadu tersebut sehingga telah ditumbuhi semak belukar hingga 3 meter.
Selain itu di dalam gedung dan ruas jalan di kompleks tersebut telah dipenuhi kotoran sapi. Begitu juga di bangunan pelelangan ikan, dipenuhi kotoran hewan ternak. Kondisi bangunan sendiri bangak yang sudah rusak parah, mulai dari banyak pintu yang rusak hingga dibeberapa bangian atap telah copot.
Mukim Pulo Aceh, Hendi mengaku sedih dengan kondisi teresebut. Katanya, jika bangunan itu bisa dimanfaatkan akan menghidupkan perekomian warga disana dan mnyedot banyak tenaga kerja lokal.
Selain itu, dengan banyaknya bangunan di Pulo Aceh menambah daya tarik wisatan untuk berkunjung kesana mengingat wilayah Aceh Besar khususnya Pulo Aceh memiliki pemandangan laut yang indah belum terjamah manusia.
“Harapannya saya. Jangan ada lagi aset atau bangunan pemerintah dibiarkan terpengkalai. Semoga bangunan itu bisa memanfaatkan sehingga meningkatan ekonomi rakyat,” harapnya.
Discussion about this post