Jantho – Kini, Ibukota Kabupaten Aceh Besar Kota Jantho telah berusia 37 tahun pasca diresmikan oleh Mendagri Soepardjo Rustam pada hari Jumat 3 Mei 1984.
Dalam kurun waktu lebih dari tiga dasarwarsa itu, kabupaten ini telah dipimpin oleh bupati yang silih berganti.
Tentu banyak sumbangsih yang sudah dilakukan oleh para pendahulu demi kemajuan daerah yang dikenal dengan Tanah Peninggalan Raja ini. Namun, pembangunan ini tak boleh berhenti karena daerah ini harus kita serahkan untuk generasi kita nanti.
Itu sebabnya, berbagai elemen masyarakat terus menyuarakan harapannya agar dihari jadinya yang ke 37 tahun, Kabupaten Aceh Besar harus terus berbenah supaya bisa mensejajarkan diri dengan kota-kota maju di Indonesia bahkan dunia.
Salah satunya yang disampaikan Wakil Ketua DPRK Aceh Besar, Zulfikar Aziz SE. Wakil rakyat dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini berharap agar kenerja eksekutif dalam mengelola pemerintahan Kabupaten Aceh Besar kedepan harus lebih baik.
Menurut Zulfikar Aziz, hal pertama dan utama yang harus ditanamkan dalam diri kita masing-masing adalah membangun Aceh Besar harus dengan hati yang iklas, mehilangkan ego sektoral dan hanya mengharap Ridho Allah,SWT.
Kemudian, tanggungjawab membangun Aceh Besar tidak bisa diberikan pada legislatif dan eksekutif saja namun harus melibatkan seluruh satekholder tanpa adanya sekat-sekat pemisah di elemen masyarakat. Bagaimana bekerjasama dari semua lini untuk kemajuan Aceh Besar kedepan.
“Berbicara hari jadi satu daerah adalah bagaimana kita memaknai sejarah dan menghormati para pendahulu. Nah, dan juga berbicara pada masa lalu, masa sekarang dan masa depan sebagai bahan evaluasi kita bersama,” kata Zulfikar Aziz pada media ini usai mengikuti Sidang Paripurna Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Jantho ke 37, di gedung DPRK Aceh Besar, Kota Jantho, Senin 3 Mei 2021.
Kata Zulfikar Aziz, pada masa lalu Aceh Besar memegang peranan peting dalam kemajuan Kerajaan Aceh Darussalam karena Kerajaan Aceh dulunya adalah wilayah yang kita kenal sekarang Aceh Ranyek atau Aceh Besar. Ditambah, banyak pahlawan dan ulama lahir dan besar hingga dikebumikan disini. Yang paling terkenal adalah Cut Nyak Dhien. Wanita yang gigih melawan penjajah dan hingga akhir hayatnya terus memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini dari penjajahan Belanda. Syangnya, Cut Nyak Dhien meninggal dan dikebumikan di Semedang.
“Bagaimana generasi kita dan setelah kita bisa mengisi kemerdekaan yang sudah diperjuangkan oleh nenek monyang kita dengan hal-hal yang baik demi kemajuan Aceh Besar kedepan. Karena bangsa yang besdar adalah bangsa yang menghargai sejarah,” ungkap Sekretaris DPD PKS Aceh Besar ini.
Lanjut Zulfikar Aziz, kondisi pembangunan Aceh Besar dalam beberapa kepemimpinan masih stagnan atau jalan ditempat. Tidak ada perubahan yang presisius atau fundamental dalam merubah wajah Kota Jantho agar lebih menarik dan dikagumi.
Hal ini tak lepas dari kurangnya inovasi dan strategi para pemimpin. Setiap bupati yang memerintah Aceh Besar datang dengan semangat dan harapan baru dengan visi dan misi mereka masing –masing. Namun setelah terpilih, visi dan misi itupun hanya menjadi cacatan formal saja tanpa inplementasi.
Kondisi seperti ini tentu tidak boleh dijadikan budaya lagi, pembangunan Aceh Besar harus terfokus dan terarah karena kalau tidak berbenah maka daerah ini akan terus tertinggal dengan daerah lain.
Apalagi, Kota Jantho sekarang telah dilewati proyek strategis nasional yaitu jalan Tol Siabnce yang diprediksikan akan menembus Pulau Sumatera hingga Lampung. Kemudian hadirnya dua perguruan tinggi mentereng yaitu Universitas ISBI dan IPDN.
Kehadiran proyek-proyek dari nasional ini seharusnya menjadi pemicu dalam pembangunan Aceh Besar kedepan. Jika diharapkan dari APBK yang sangat terbatus ini tentu sangat muistahil karena harus ada anggaran khusus untuk menata wajah Kota Jantho supaya fasiltasnya mengsingkronkan dengan kehadiran proyek nasional. Yaitu dengan melobi pusat yang sumber dananya dari APBN.
“Kantor-kantor pemerintahan harus bagus. Jantho ini pusat harus ada iconya. Sebagai pusat pendidikan dan birokrasi disamping mengembangkan pusat-pusat wisata aklternatif. Sudah saat fokus wajah ibukota ini lebih bagus dan menarik, bagaimana cara supaya nyaman tinggal di Jantho,” harpnya.
Maka dari itu, Zulfikar Aziz meminta pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati Mawardi Ali dan Waled Husaini dan jajaran untuk secepatnya berbenah baik tata kelola pemerintahan maupun pembangunan.
“Kita mengapresiasi Sekdakab Sulaimi sudah tinggal di Kota Jantho agar memberikan pelayan optimal, semoga ini menjadi contoh dan diikuti oleh ASN dibawahnya,” ujar wakil rakyat dua periode ini.
Kemudian, tantangan Aceh Besar kedepan semakin komplek, terutama soal penataan wilayah dimana wilayah Aceh Besar akan terus dipenuhi perumahan karena wilayah Kota Banda Aceh akan semakin sempit seiring waktu dan pada akhirnya akan mengerus lahan produktuf jika tidak diantisipasi dari sekarang
Makanya, Pemkab Aceh Besar harus memikirkan persoalan dengan qanun RTRW. Ini menjadi keniscayaan untuk segera dibahas agar bisa diimplimentasikan.
Selanjutnya adalah soal penanganan Covid 19. Menurut Zulfikar Aziz melihat akhir-akhir ini penambahan jumlah pasien covid di Aceh terus mengalami kenaikan, karena warga sudah mulai lengah. Ini tak bisa dibiarkan dan diperlukan langkah kongkrit dari Pemkab Aceh Besar dan jajaran dalam memutus mata rantai penyebaran virus mematikan ini dengan lebih intensif lagi melakukan berbagai upaya.
Selain itu, dia berharap Pemkab Aceh Besar supaya punya inovasi ditengah pandemi dan cerdas dalam mengelola anggaran. Jangan berivoria dengan kesuksesan tanpa memproteksi kondisi –kondisi genting kedepan yang bisa saja terjadi.
Misal, harus ada juga anggaran cadangan musibah, tidak hanya untuk pandemi saja misal dana bencana yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi sehingga kita tidak siap.
Kemudian, Pemkab Aceh Besar harus punya strategi dan blue frint dalam meningkatkan PAD dimasa pandemi. Harus bisa menyasar dan mengoptimalkan potensi-potensi yang bisa meningkatkan PAD demi pembanguan Aceh Besar lebih baik.
“Mari kita bersama –sama meminta doa pada Allah,SWT agar musibah pandemi ini cepat berlalu, sehingga kita bisa menata kembali pembangunan Aceh Besar demi kemakmuran seluruh warga. Mari juga kita rawat dan jaga kota ini sebaik-baiknya karena kota ini akan kita wariskan pada anak-cucu kita kelat. Melalui kesempatan ini, saya juga mengucapkan SELAMAT MILAT KOTA JANTHO KE 37 TAHUN. Semoga semaki maju kotanya, makmur rakyatnya,” ujar Zulfikar Aziz mengakhiri wawancara dengan media ini.
Discussion about this post