Banda Aceh – Polemik perbincangan kosongnga kursi Wakil pemerintahan ditingkat Provinsi hingga Kabupaten yang hingga kini belum terisi mendapatkan perhatian dari Lembaga Kajian Political Institute.
Hal ini berdasarkan fakta bahwa hingga kini belum terisinya kursi Wakil Gubernur Aceh, Wakil Bupati Bireun dan Wakil Bupati Aceh Selatan.
“Saya menyoroti Posisi Wakil Gubernur Aceh harusnya menjadi perhatian khusus dan prioritas utama dari kalagan Partai Politik pengusung Irwandi – Nova pada Pilkada lalu,” ujar Zaldi yang merupakan Founder Lembaga Kajian Political Institute.
Gubernur Aceh selama ini hanya bekerja sendiri tanpa punya wakil, seharusnya jika posisi wakil sudah terisi tentunya bisa saling membagi tugas. Tetapi hingga kini ini belum ada tanda-tanda bahwa Nova akan segera punya wakil.
“Kita tahu bahwa Pak Nova Iriansyah dilantik oleh Mendagri pada 05 November 2020 lalu pada Rapat Paripurna DPRA sesuai Keputusan Presiden RI Nomor 95/P Tahun 2020, tetapi hingga kini dari partai pengusung belum juga mengusulkan Wakil Gubernur untuk mendampingi Nova di sisa masa jabatan 2017-2022,” tambah mahasiswa akhir prodi Ilmu Politik ini.
Ia mengatakan, baiknya dari partai pengusung Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah agar segera mengusulkan Wakil Gubernur di sisa jabatan 2017-2022 jika memang menginginkan kemaslahatan bersama, agar nantinya Gubernur dan Wakil Gubernur dapat berbagi peran dan tugasnya sebagai ujung tombak pemerintah ditengah predikat ketimpangan ekonomi selama pandemi melanda.
“Kami berpendapat, jika ke lima partai pengusung harus segera mengusulkan dan menandatangani secara bersama usulan untuk mengisi kekosongan Wakil Gubernur Aceh,” sambungnya.
Muhammad Zaldi menyarankan jika partai pengusung turut memperhatikan dan menelaah nama calon wakil yang memang disukai atau sesuai dengan selera Gubernur Aceh Nova Iriansyah.
“Partai pengusung perlu menyodorkan nama-nama yang memang disukai oleh Gubernur, agar nantinya proses penetapan Wakil Gubernur Aceh bisa segera dilaksanakan dan memaksimalkan pekerjaan yang selama ini belum sesuai target,” usulnya.
Dari beberapa nama yang santer muncul di berbagai media seperti : Tgk Muharrudin, Muksalmina, Sayuti Abubakar, Muhammad MTA hingga Muhammad Nazar.
“Dari beberapa nama yang muncul ini, tentunya semua adalah orang-orang yang berkompeten, tetapi partai pendukung dan pengusung juga harus lebih terbuka dalam komunikasi tentang siapa yang akan di usulkan juga diterima oleh Gubernur Aceh. Saya kira Pak Gubernur juga akan kooperatif jika nama yang diusulkan sesuai dengan kebutuhan,” ujar Zaldi.
Diakhir keterangannya, Zaldi mengatakan Lembaga Kajian Political Institute berharap agar polemik dan kekosongan kursi ini bisa terus diisi ditengah keterpurukan Pemerintahan Aceh saat ini agar bisa kembali berbenah sesuai dengan visi Aceh Hebat. (Red)
Discussion about this post