Dana hibah senilai Rp.100 juta yang diberikan pemerintah Aceh tersebut memang sontak membuat publik geger dan gaduh kalangan pemuda dan mahasiswa,
ACEH BESAR : Dana hibah yang dialokasi oleh Pemerintah Aceh untuk Organisasi Kepemudaan (OKP) atau Organisasi Masyarakat kab/kota bahkan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Aceh dinilai pengadaian idealisme demi meredamnya kritik oleh mahasiswa kepada pemerintah Aceh.
Mahasiswa Kecolongan akan praktik politik peng grik yang dipakai pemerintah, kata Muzanna salah seorang Pelajar Islam Indonesia Kabupaten Aceh Besar kepada media lewat pesan singkatnya.
Dana hibah senilai Rp.100 juta yang diberikan pemerintah Aceh tersebut memang sontak membuat publik geger dan gaduh kalangan pemuda dan mahasiswa, bagaimana tidak jelas Muzanna , seratusan organisasi terdiri dari OKP, Ormas dan BEM Mahasiswa telah menerima anggaran dengan total 9.5 Miliar lewat SK Gubernur Nomor : 426/1675/2020 tentang pemberian bantuan hibah.
Ada pepatah kuno, sesuatu yang diberikan tentu menginginkan sesuatu meski satu kebaikan. Artinya Pemerintah Aceh merelokasi anggaran 100 juta untuk OKP, Ormas dan BEM menginginkan sesuatu pula, sebut muzanna .
Tentunya ini sebagai syarat menutup keran kritik oleh mahasiswa kepada Pemerintah Aceh, meski pun mungkin pemerintah tidak mengultimatum demikian.
Menurutnya seperti Pengadaian emas atau surat tanah ke Bank saja, menggadaikan idea dan mendapatkan dana.
“Dilihat secara aturan tidak salah memang, tapi jika tabayyun secara Idea dan filosofi sangat keliru dimana Idealisme mahasiswa digadaikan demi Rp.100 juta”, terangnya.
Politik peng griek yang dimainkan pemerintah Aceh berhasil, tapi Idea kemahasiswaan dirasa telah gagal, demikian tutup Muzanna Sekum PD PII Aceh Besar.
Discussion about this post