Banda Aceh – Pergantian Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh dari Abdul Hanan kepada Chairil MP disambut baik oleh sebagian pelaku usaha pembibitan tanaman pertanian dan perkebunan di Aceh.
Maklum, sejak dipimpin Abdul Hanan. Instansi dilingkungan Pemerintah Aceh yang satu ini acap kali dicap paling brobrok, dalam urusan memenangkan rekanan atas pekerjaan pengadaan bibit unggul.
Sejumlah rekanan mengaku dipermainkan para mafia proyek di Distanbun Aceh. Diduga, ada uknum ASN yang lihai dalam bermain mengatur pekerjaan disanan. Merekalah yang setiap tahun mendapatkan proyek, sementara para rekanan hanya jadi penonton saja.
Sayangnya, meski ada beberapa oknum ASN yang terang- terangan bermain proyek, Kadisbun Aceh saat itu, Abdul Hanan tak beraksi alias diam saja.
“Kami dari sebagian besar pelaku usaha produsen benih Aceh mengucapkan selamat atas pelantikan dan serah terima jabatan kadistanbun Aceh yang baru kepada saudara chairil MP dari saudara Abdul hanan. Namun kami sangat berharap untuk bertindak adil dalam menyikapinya hal hal yang sensitif tentang pelaku benih di Aceh,” ucap Zakaria Buyung, pelaku usaha bibit perkebunan Aceh pada media ini, Rabu 13 Januari 2021.
Menurut Zakaria, kuat dugaan ada permainan proyek miliaran rupiah itu di lingkup Distanbun Aceh. Apalagi ada indikasi dua Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai penyedia bibit sendiri dan dipasok kepada rekanan pemenang tender atau penunjukan langsung (PL) di lingkungan Distanbun Aceh.
Seperti CV Bukit Indah, lokasi bibit di Kecamatan Juli, Bireuen, milik istri Anwar, seorang ASN Distanbun Bireuen. Kemudian, CV. Markam Jaya milik Hasballah, ASN sekretaris Distanbun Pidie yang menempatkan istrinya sebagai direktur perusahaan CV Markam Jaya.
“Dalam segi penyuplai barang dan jasa seperti saudara Hasballah yang merupakan oknum PNS tunggal dalam menyuplai barang baik bibit kakoa klonal, kopi robusta klonal, dan bibit kopi robusta dan bibit lainya atas nama bendera CV Markam jaya dan CV Gibran utama dan juga saudara Anuar oknum PNS Kabupaten Bireun yang terus juga menyuplai bibit pinang unggul lokal dan kelapa dalam dan bibit lain nya atas nama CV bukit indah yang DIREKTRIS nya adalah istri saudara Anuar sendiri yang beralamat di km 9 kecamatan Juli dan juga saudara Sakur dilintas tengah Aceh yang saban tahun menyuplai bibit kopi arabica gaya yang lahan Penangkaran bibit tanah pemerintah yang mereka gunakan selama ini kami tak tau bagai mana proses nya administrasi,” ungkap Zakaria.
Menurut Zakaria, dia bukan melakukan protes masalah lahan yang digunakan oleh oknum pejabat tersebut, akan tetapi dengan kehadiran kadis baru, pelaku usaha produsen benih perkebunan memohon juga perubahan yang sangat adil kepada pimpinan baru.
“Selama pimpinan kadis lama kami merasa dipinggir kan karena cukup banyak bahan yang kami siapkan kenak repocucing anggaran namun bibit dari saudara Hasballah,Anuar dan Sakur terpakai semua apakah besar kontribusi mereka untuk instansi atau oknum yang berwenang di distanBun Aceh selama ini? Kami berat dugaan besar kontribusi untuk pihak yang berkepentingan selama ini,” harapnya.
Zakaria berharap, Pelantikan Kadistanbun Aceh yang baru dapat membawa secercah harapan bagi pelaku usaha pembibitan tanaman pertanian pertanian di Aceh. Setidaknya, memperhatikan para rekanan kecil agar usahanya tetap bisa berjalan.
“Kita meminta keadilan, sebab di tengah-tengah pandemi Covid-19, pekerja pembibitan di Aceh kesulitan memasarkan produknya. Padahal, saya telah membuat penangkaran bibit lantaran ada kebutuhan di Distanbun Aceh,” ujarnya.(D)
Discussion about this post