Penyakit lidah salah satunya ghibah.
KONTRASACEH.ID, Pakar Tafsir Prof. M. Quraish Shihab mengatakan penyakit lidah ada bermacam-macam, salah satunya ghibah. Ghibah terambil dari kata gaib yang artinya tidak hadir.
“Membicarakan orang lain yang tidak hadir kalau berbentuk keburukannya itu ghibah. Walaupun keburukannya itu ada padanya,” kata Quraish Shihab dalam video bertajuk Percuma Ibadah Kalau Masih Ghibah di kanal Youtube Najwa Shihab.
Dia mengatakan prinsip Islam ingin membuat orang lain merasa aman, seperti seorang Muslim yang selamat dari gangguan lidah orang lain. Menyebut keburukan orang lain tidak diperbolehkan karena manusia ingin memberi rasa aman kepada sesamanya.
Seseorang yang melakukan ghibah diibaratkan seperti orang yang sedang makan daging saudaranya yang telah meninggal. Allah berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 12:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
“Yā ayyuhallażīna āmanujtanibụ kaṡīram minaẓ-ẓanni inna ba’ḍaẓ-ẓanni iṡmuw wa lā tajassasụ wa lā yagtab ba’ḍukum ba’ḍā, a yuḥibbu aḥadukum ay ya`kula laḥma akhīhi maitan fa karihtumụh, wattaqullāh, innallāha tawwābur raḥīm.”
Terjemahan: “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.”
Quraish Shihab menyebut seseorang yang melakukan ghibah dapat mengurangi pahala yang telah dia kumpulkan selama hidup. Nantinya, akan ada tuntut-menuntut di antara orang yang melakukan kesalahan dengan orang yang disalahkan.
Orang yang disalahkan itu akan menuntut pahala dari orang yang melakukan kesalahan. Rasulullah SAW menyebut mereka sebagai seorang yang bangkrut.
“Nabi Muhammad menyebut, di hari kemudian ada seseorang yang datang dengan segala kebajikan, tapi setelah terjadi tuntut-menuntut, dia bangkrut karena kebaikan diambil orang lain dan dosanya ditambah,” ujar dia.
Itulah sebabnya, dalam Alquran ada perintah untuk berucap. Yang paling penting dan perlu digarisbawahi, katakanlah sesuatu yang tepat. Tepat pada sasaranya, waktunya, kata-katanya, dan intonasinya.
Namun, ada beberapa situasi yang memperbolehkan seseorang melakukan ghibah. Pertama, jika orang yang disebutkan terang-terangan melakukan keburukan. Misal, ada orang yang terkenal peminum, jika menyebut dia sebagai peminum tidak apa-apa karena itu tidak membongkar keburukannya.
Kedua, saat orang meminta fatwa kepada ulama. Ini terjadi pada masa Rasulullah.
Kala itu, ada istri yang datang kepada Rasulullah. Dia menanyakan apakah boleh mengambil harta dari suaminya yang kikir, lalu Nabi menjawab, ambil secukupnya. Terakhir, boleh menyebut keburukan orang dalam konteks menyampaikan sesuatu untuk menghalangi orang lain percaya kepadanya atau menerimanya.
Dikutip : https://republika.co.id/berita/qlvj1h366/betulkahkita-menanggung-dosa-orang-yang-kita-bicarakan
Discussion about this post