Tito yang kala itu masih menjabat sebagai Kapolri, meninjau kondisi bangunan dan fasilitas di pusat pendidikan.
KONTRASACEH.ID, Jenderal Polisi (Purn) Tito Karnavian pernah ‘menjadi sopir’ konglomerat Indonesia, Dato’ Sri Tahir. Dato Sri Tahir pernah tercatat sebagai orang terkaya kedua belas di Tanah Air.
Ia merupakan pengusaha dengan perusahaan besar di berbagai bidang, di antaranya; perbankan, media cetak, TV berbayar, properti hingga rumah sakit. Di balik kekayaannya yang berlimpah, ia dikenal sebagai seorang filantropis.
Dia terkenal dermawan suka menyumbang. Salah satu yang paling terkenal saat ia menyumbangkan 75 juta US dollar untuk kesehatan, atau setara dengan lebih dari Rp1 triliun.
Dilansir dari channel YouTube Mamat On Duty bertajuk ‘Jarang Terpublish!! Momen Langka Kapolri Jenderal Tito Karnavian Sopiri Dato Sri Tahir’. Saat itu, Jenderal Tito Karnavian bertandang ke Pusat Pendidikan Korps Brimob (Pusdik Brimob), Watukosek, Jawa Timur tanggal 23 April 2018.
Tito yang kala itu masih menjabat sebagai Kapolri, meninjau kondisi bangunan dan fasilitas di pusat pendidikan. Tito tak sendiri. Dia datang bersama Dato’ Sri Tahir.
Terlihat momen langka yang belum pernah terpublikasikan sebelumnya ketika Jenderal Tito menyopiri Tahir untuk berkeliling meninjau lokasi. Keduanya dikawal oleh rombongan anggota polisi lain, ada yang berlari mengikuti dan menggunakan kendaraan yang sama, golf cart.
Kunjungan kala itu dilakukan keduanya untuk mengetahui kondisi pusat pendidikan karena dinilai sudah kurang kondusif untuk para anggota polisi.
“Kunjungan dalam rangka melihat Pusdik Brimob. Karena Pusdik Brimob ini sudah banyak sekali bangunannya yang tidak layak,” kata Tito Karnavian seperti dikutip dari channel YouTube Mamat On Duty.
Begitu disayangkan, fasilitas di pusat pendidikan belum lengkap. Kondisinya juga memprihatinkan, padahal banyak jebolan polisi hebat dari sana.
“Padahal ini pusat pendidikan satuan pemukul, satuan elit Polri. Brigadir mobil ya. Yang memiliki kemampuan mereka untuk penanganan terorisme, penanganan kasus-kasus kriminal intensitas tinggi. Tapi ya saya melihat sudah memprihatinkan,” imbuhnya.
Alasan Mempertahankan dan Mengembangkan
Keinginan kuat Tito untuk melestarikan dan mengembangkan kembali pusat pendidikan kepolisian, didasari dengan kisah sejarah masa lalu. Oleh sebab itu, kehadiran Tahir sangat dipuji dalam membantu tujuan aparat polisi.
“Yang kedua juga, tempat ini kan memiliki nilai histori yang sangat tinggi ini. Karena ini dulu letaknya tidak jauh dari Pusat Kerajaan Majapahit. Dan konon ini tempat ini dulu, sampai Gunung Penanggungan sana. Itu adalah tempat latihannya pasukan Bhayangkara. Nama Bhayangkara diambil dari situ. Pasukan Bhayangkaranya Majapahit itu yang mampu menguasai Nusantara,” jelas Tito.
Demi menjaga sejarah dan meningkatkan kualitas pendidikan, menjadi alasan kuat lokasi tersebut harus dikembangkan lagi.
“Oleh karena itu kebetulan jadi pusat latihan Brimob Polri. Saya selaku Kapolri ingin Pusat Pendidikan ini terus dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya. Oleh karena itu kita melakukan kunjungan, untuk melihat apa saja yang perlu diperbaiki. Dalam rangka meningkatkan kualitas Brigadir mobil,” imbuhnya.
Pusat pendidikan Brimob membutuhkan beberapa ruang baru serta pembenahan di beberapa sudut. Tahir selaku konglomerat Indonesia bertandang untuk meninjau lokasi yang hendak dibantu dana olehnya.
“Ada barak pengasuh, gedung olahraga oh stadion. Belum ada jogging tracknya. Rumah sakit, ada yang untuk kamar perawatan anak-anak. Banyak ada fasilitas lain yang nanti akan kita inventariskan satu-satu,” papar Jenderal Tito.
Bantuan Dana dari Tahir
Tito menyatakan anggaran perbaikan pastinya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun ada juga dari bantuan Tahir.
Menurutnya, Tahir sendiri yang menawarkan diri untuk membantu dalam bidang sosial, termasuk pembenahan ruang di rumah sakit di Pusdik Brimob Jawa Timur tersebut.
“Ini dibiayai oleh APBN. Sebagian lagi dari mekanisme hibah. Tadi yang menawarkan adalah dari Tahir Foundation. Ini merupakan filantropi, suatu istilah bagi mereka yang memberikan bantuan dalam bidang sosial. Kita melihat pak Tahir menawarkan. Mekanisme hibah ini tidak dilarang dalam hukum kita,” jelas Tito.
Dikutip : https://www.merdeka.com/trending/momen-jenderal-polisi-sopiri-konglomerat-indonesia-dikawal-banyak-anggota
Discussion about this post