KONTRASACEH.ID, KELUARGA merupakan tempat pertama dan utama dalam perkembangan anak. Peran keluarga pun menjadi sangat penting terhadap tumbuh kembang si buah hati.
Fungsi keluarga dalam membentuk karakter anak akan berpengaruh pada pertumbuhannya di tengah masyarakat. Sebab, keluarga merupakan tempat pendidikan paling awal dalam membentuk karakter anak.
“Perilaku anak itu terkadang merupakan cerminan dari orangtua,” ungkap Ketua Aswaja Center KH Misbahul Munir, dikutip dari akun Youtube Official iNews,
Ia menceritakan pernah kedatangan seorang tamu. Tamu tersebut berkata, “Kiai, anak saya kurang ajar kepada saya.”
“Kenapa bisa seperti itu?” tanya Kiai Misbah.
“Anak saya selalu melawan kepada saya, kiai,” jawab ibu tersebut.
Kiai Misbah bertanya, “Apa ibu punya orangtua?”
“Punya, Kiai. Ayah saya sudah meninggal dan ibu saya ada,” ungkap ibu itu.
Setelah diselisik, terungkap bahwa ternyata sikap ibu tersebut juga tidak baik kepada orangtuanya. Ibu ini jika memanggil ibunya sambil berteriak, “Bu sini bu.”
Langsung Kiai Misbah inilah akibatnya anak tersebut kurang ajar, tidak nurut, karena ibu itu juga kurang ajar kepada ibunya sendiri.
Dari Mu’awiyah bin Haidah Al Qusyairi Radhiallahu anhu, beliau bertanya kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam:
يا رسولَ اللهِ ! مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ : قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أباك ، ثُمَّ الأَقْرَبَ فَالأَقْرَبَ
“Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya.” (HR Al Bukhari dalam Adabul Mufrad, sanadnya hasan)
Kiai Misbah menjelaskan, maksud dari hadis ini adalah cobalah ubah sikap kepada ibu, insya Allah nantinya kebaikan itu akan menular kepada anak. Perubahan ini harus didasari kesadaran dalam diri sendiri.
Ia juga menceritakan pengalamannya hormat kepada guru, ulama, atau kiai. Lalu ketika dirinya sudah menjadi kiai, tetapi di depan kiai yang memberinya ilmu, harus bersikap sebagai adalah santri. Sikap ini ternyata berpengaruh kepada santri-santrinya, disuruh duduk, mereka duduk, disuruh berdiri mereka berdiri.
Tetapi pernah satu ketika ada sikap yang tidak benar pada diri Kiai Misbah dan berpengaruh kepada anaknya, santrinya. Disuruh duduk malah berdiri, disuruh berdiri malah lari, tidak nurut.
“Saya bertanya: ‘Ya Allah kenapa begini?’ Pada akhirnya saya dipanggil oleh guru saya, dan berkata: ‘Misbah, kamu jangan sampai lupa dengan fondasi kamu. Kamu adalah anak, kamu adalah santri. Kamu harus ingat itu.’ Memang pahit kenyataanya, tapi seperti ini keadaannya,” papar Kiai Misbah.
Dari Miqdam bin Ma’di Yakrib Radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
نَّ اللَّهَ يوصيكم بأمَّهاتِكُم ثلاثًا، إنَّ اللَّهَ يوصيكم بآبائِكُم، إنَّ اللَّهَ يوصيكم بالأقرَبِ فالأقرَبِ
“Sesungguhnya Allah berwasiat tiga kali kepada kalian untuk berbuat baik kepada ibu kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada ayah kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada kerabat yang paling dekat kemudian yang dekat.” (HR Ibnu Majah, sahih dengan syawahid-nya)
Perlu diingat bahwa pendidikan sekolah itu penting, pendidikan madrasah juga penting, namun sebagai orangtua jangan sampai hanya menitipkan anak pada lembaga-lembaga tersebut.
Harus diketahui bahwa pendidikan paling utama dan yang pertama adalah keluarga. Anak akan belajar memahami segala hal yang baik dan buruk dari orangtua. Anak akan belajar karakter yang baik dari orangtua dan keluarga.
Mari sama-sama memohon doa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala agar semua Muslim diberikan keturunan yang salih dam salihah. Amin Ya Raball’alamin.
Wallahu a’lam.
Dikutip : https://muslim.okezone.com/read/2020/08/04/330/2256600/anak-salih-yang-berbakti-jadi-cerminan-sikap-orangtuanya
Discussion about this post