Banda Aceh – ketua Brigade Anak Serdadu (BAS) Aceh, Isa Alima mengajak semua kalangan terutama Plt. Gubernur Aceh dan DPRA untuk duduk bersama melibatkan peran ulama dan Wali Naggroe dalam menuntaskam berbagai persoalan untuk membangun Aceh kedepan.
Menurut Mantan anggota DPRK pidie tersebut, hubungan eksekutif dan legislatif yang tidak harmonis, membuat Aceh semakin tak tentu arah. Terlebih beberapa waktu lalu DPRA sepakat Interpelasi terhadap Plt. Gubernur Aceh. Tentu akan membuat hubungan keduannya semakin meruncing.
“Jangan lupa, kita masih punya ulama dan Wali Naggroe, tempat kita meminta nasehat terhadap berbagai persoalan selama ini. Ulama jangan di butuhkan pada saat pilkada saja. kalau bukan ulama dan wali naggroe selaku orang tua yang kita minta nasehatnya, siapa lagi yang kita dengar. Mari duduk bersama, sebab Aceh bukan milik Gubernur dan DPRA saja, tapi milih seluruh rakyat Aceh. ini yang harus dipikirkan, “Sebut Mantan Ketua Gerindra kebupaten pidie tersebut.
Isa menuturkan, pada saat masa konflik semua menginginkan perdamaian tercipta, agar pembangun di Aceh berjalan, tapi setelah 15 tahun damai Aceh, mengapa Aceh seperti jalan ditempat. Jika hal ini terus berlaru-larut Stabilitas juga ikut tergangu khususnya ekonomi dan pembangunan.
“Jika keduanya tergangu maka rasa aman dan nyaman Masyarakat juga ikut terusik.
Sehingga Tingkat Kepercayaan Masyarakat terhadap penerima Mandat berlahan akan surut.
Isa juga mengingatkan, kemajuan tidak akan datang jika sesama pemimpin saling berseteru. Sampai terlalu sibuk mencari yang paling benar. Padahal banyak pekerjaan rumah yang harus di selesaikan.
Seharusnya setelah damai, Aceh harus bisa lebih maju.
“Anda dapat bayangkan jika Kepercayaaan Masyarakat Aceh pada sesuatu hal tak lagi ada. Oleh Karenanya segera sadar Mandat yang anda terima untuk siapa?
istilah Pepatah Aceh. Ulee Beu Matee Ranteng Bek Patah, Gata jeut Seunang Tapi Masyarakat Beik Sosah,”tegas Isa Alima.
Discussion about this post