Banda Aceh – Hingga saat ini, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Aceh belum menerima informasi dari Kemenpora terkait pembatalan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2020, Papua, 20 Oktober hingga 2 November 2020.
Itu sebabnya, KONI Aceh tetap akan melaksanakan Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Aceh untuk para atlet baik secara desentralisasi muapun secara sentralisasi.
“Berdasarkan hasil pelaksana babak kualifikasi PON XX Tahun 2020 (Pra PON XX dan Porwil X) tahun 2019, Koni Aceh telah berhasil meloloskan atlet sebanyak 131 orang atlet dari 25 Cabang olahraga,” kata Ketua Umum KONI Aceh, H. Muzakir Manaf pada sesi jumpa pers di kantor KONI Aceh, Rabu, 15 April 2020.
Acara temu wartawan itu juga didampingi, Ketua Harian KONI Aceh, Kamaruddin Abubakar dan Sekretaris KONI Aceh, M. Nasir Samaun, MPA serta pejabat teras lainnya.
Muzakir Manaf mengatakan, KONI Aceh telah menetapkan dua katagori pelaksanaan Pelatda. Pelatda pertama adalah cabang olahraga yang lolos dengan perolehan medali dengan masa Pelatda 8 bulan, yakni : 2 bulan Pelatda desentralisasi yang dimulai 17 Februari – 18 April 2020, dan 6 bulan Pelatda sentralisasi yang dimulai pada 19 April – 18 Oktober 2020.
Pelatda ini diikuti oleh 15 Cabang olahraga yaitu : Anggar (8 atlet), angkat besi/binaraga(8), atletik(8),bilyar(1),kempo(2),menembak(5),muaythai(8),Panahan(8),panjat tebing (3),pencak silat(3),renang(2), sepak bola(20),teaekwondo(2),tarung derajat (12),dan wushu(1).
Sementara, katagori kedua adalah cabang olahraga yang lolos tanpa medali dengan masa Pelatda 5 bulan terdiri dari, 1 bulan Pelatda desentralisasi yang dimulai pada 20 Mei – 19 Juni 2020, dan 4 bulan Pelatda sentralisasi yang dimuali pada 20 Juni – 18 Oktober 2020.
Pelatda katagori ini diikuti 12 cabang olahraga yakni : bermoto(4),dayung(8),layar(1),rugby(24),selam(1),senam(1),sepak takraw(2),sepatu roda(2),terjun payung(1,judo(1).
“Jika pandemi Covid 19 ini sudah dinyatakan aman, maka Koni Aceh akan mendatangkan pelatih dari luar negeri untuk melatih atlet cabang panahan dan muaythai,” tegas Muzakir Manaf akrab disapa Mualem itu.
Lanjut Ketua Umum Partai Aceh itu, Saat Pelatda desentralisasi, KONI Aceh akan memberikan fasilitas kepada atlet dan pelatih berupa uang saku, extra fooding, dan vitamin. Sedangkan pada pelaksanaan Pelatda sentralisasi ditambah biaya uang cuci, konsumsi dan akomodasi. KONI Aceh juga telah mendaftarkan seluruh atlet dan pelatih pada BPJS Ketenagakerjaan.
Untuk pelaksanaan Pelatda sentralisasi, pelaksanaan selam 1 bulan terhitung 19 April -19 Mei 2020 akan diserahkan pada masing-masing Pengprov, namun tetap akan memperhatikan pembatasan secara ketat sesuai protokol cegah covid 19.
“Uang saku tergantung pada atlet yang telah memenangkan mendali. Misal emas akan mendapatkan uang saku Rp 4.5 juta dan extra poding Rp 900 ribu,” ungkapnya.
Khusus cabang olahraga yang atletnya lebih dari 5 orang, kata Mualem, pelaksanaanya dilakukan di dua tempat terpisah. Khusus pada cabang olahraga sepakbola pola pelaksanaan Pelatda akan dikoordinasikan kembali dengan Asprov PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) Aceh, agar dalam pelaksanaanya tidak melanggar protokol cegah Covid-19.
Namun, KONI Aceh akan membatalkan seluruh kegiatan uji tanding dan berlatih di luar negeri karena kondisi pandemi Covid-19 yang belum dapat diperkirakan akan berakhir di negara-negara tersebut.
Mualem berharap seluruh atlet, pelatih nasional dan pelatih asing yang mengikuti Pelatda sentralisasi akan diupaya dilakukan rapid test laboratorium terkait Covid-19 yang nantinya akan bekerjasama dengan Universitas Syiah Kuala dan lembaga lain berkompeten, yang akan dikoordinir tim medis KONI Aceh.
“Bagi atlet dan pelatih yang meraih medali pada Pra PON XX dan Porwil-X tahun 2019 di Bengkulu, KONI Aceh akan mengupayakan pembayaran bonus kepada atlet tersebut dalam waktu segera,” harap Mualem.
Discussion about this post