Banda Aceh – Kasus stunting di Aceh masih sangat tinggi atau nomor empat di Indonesia dengan persentase mencapai 32 persen. Sementara, secara keseluruhan, kasus stunting di Indonesia terus mengalami penurunan secara signifikan dingka 27 persen.
Kepala Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS-PK) BKKBN Pusat Dr. dr. M. Yani, M.Kes, mengatakan bahwa secara nasional angka stunting terus mengalami penuruna sejak 2013. Di targetkan pada 2024 angka stunting tinggal 19 persen. Bahkan, Presiden Jokowi meminta penurunannya di angka 14 persen.
“Ada tiga penyebabnyan. Secara umum terkait dengan asupan gizi, makan sejak dalam kandungan kurang, kurang gizi dan waktu lahir setelah dua tahun dia juga kurang gizi,” ungkap M. Yani saat membuka Rakerda Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Bencana (Banggakencana) BKKBN Aceh tahun 2020 di Hermes Palace Hotel, Kota Banda Aceh, Selasa, 10 Maret 2020.
Lanjut M. Yani, yang kedua adalah terkait dengan pengetahu pola asuh anak yang kurang dipahami oleh ibu-ibu di Aceh, termasuk kurangnya memberikan ASI Eklusif untuk anak dan yang ketiga adalah terkait dengan masalah penyakit infeksi, seperti banyaknya sanitasi yang buruk.
M. Yani menjelaskan sebenarnya, program Banggakenncana mengusung hal penting. Pertama terkait dengan Keluarga Berencana yang sudah dipahami oleh semua orang. Kenapa ini penting, karena ini tentang bunos demografi. Prasyarat untuk untuk menghadapi bonus demografi, atau Indonesia emas 2045 adalah penduduk yang seimbang.
“Nngak mungkin kalau angka kelahirannya cukup tinggi. Namun, yang penting disini, sejalan dengan poerubahan dari pada BKKBN terkait dengan logo dan sebagainya.Kita sekarang mengedepankan keluarga berkualitas, ini menjadi penekanan kita. Disamping kita menyambut bonus demografi dengan kesiapan –kesiapan.cSiapkah kita dengan tenaga kerja –tenaga kerja, sudah terampilkah dengan tenaga kerja kita,” ujarnya.
Disamping itu juga, menurut M. Yani masyarakat Aceh harus menyiapkan tenaga kerja berkualitas. Namun, disat bersamaan terjadi kasus stunting yang cukup tinggi, ini juga memberikan pengaruh yang cukup besar, disamping mempersiapkan Indonesia emas, tapi stunting masih cukup tinggi yang akan menyumbang SDM jauh dari yang diharapkan,.
“Kependudukan ini salah satu tujuan kita membawa arus pembangunan, tidak ada kata lain setiap dareah harus mempersiapkan grand disegn pembangunan kependudukannya,” harap putra asli Aceh itu.
M. Yani juga memaparkan hingga saat ini ada 14 kabupaten dan kota di Aceh yang telah memasukkan Isu dan Indikator KKBPK ke Dalam RPJMD dan RKPD. Bararti, masih ada 9 kabupaten dan kota yang belum masuk.
“Kami mohon ini, tentunya peran OPD KB Kabupaten dan Koto, Sekda, dan para Bupati dan Wali Kota seluruh Aceh agar mendukung itu dimasukkan dalam RPJMD. Mari kita gunakan kesempatan ini untuk menggantarkan daerah ini sejajar dengan daerah lain di Indonesia, bahkan lebih baik. Lewat Rakorda ini, kita berkomitmen mendukung peran OPD KB Kota dan Kabupaten agar semua program Bangga Kencana ini berhasil diterapkan,” harap M. Yani.
Discussion about this post