Banda Aceh – Ketua Peusaba Aceh, Mawardi Usman memintah Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh untuk segera menyelatkan Makam Sultan Badrul Alam Syarief Hasyim Jamalullail (1699-1701) yang berada di belakang usaha Bakso, Jalan Muhammad Jam, Banda Aceh.
“Dapur bakso yang ada diatas makam Sultan Aceh Sultan Sayed Badrul Alam dilenyapkan sehingga bisa dipasang nisan kembali. Bencana akan menimpa siapa saja yang membiarkan Makam Sultan Sayed Aulia dan juga ulama dijadikan tungku pembakaran. Padahal jelas sekali Raja dan ulama tersebut sangat berjasa untuk Islam dan Aceh,” tegas Mawardi pada Kontrasaceh.id, di Banda Aceh, Senin, 24 Februari 2020.
Mawardi mengisahkan pada zaman Bani Israil, ada kerajaan Israil Para tokoh dan rakyat Bani Israil pekerjaannya merusak makam para Nabi dan Aulia, Ulama serta merusak kesucian Baitul Maqdis akhirnya datanglah bala bencana Bani Israil diserang Kerajaan Babilon dibawah Pimpinan Nebudkanezar II ( 630-562 SM) sehingga kerajaan bani Israil lenyap tanpa bekas dan kemudian Bani Israil menjadi bangsa tanpa negeri.
Kekejaman Nebudkanezar dapat dikalahkan oleh Koresh Agung (576-530 SM) Dari Wangsa Achemenia Persia. Raja Koresh Agung memerintah kerajaan persia dengan baik dan adil.
Kemudian Bani Israil dapat beribadah kembali sesuai ajaran Nabi yang diutus kepada Bani Israil. Pada saat Darius Agung (550-486) kemenakan Koresh Agung dari Persia berkuasa dan menguasai daratan Asia, Afrika dan sebagian Eropa maka Kaum Bani Israil dikembalikan ke Baitul Maqdis sebabnya menghormati Nabi Danial. Darius Agung sang penakluk inilah yang disebut dalam Hikayat Aceh.
Pada kisah yang lain disebutkan bahwa perang era Kesultanan Aceh Darussalam Syeikh Abbas Kutakarang yang terkenal alim menulis bahwa pada saat masuknya Belanda Nisan-Nisan Raja dan Ulama dan Aulia dihancurkan dan dibakar Belanda sebagian orang Aceh memilih berdiam diri.
Maka saat itu Aceh tertimpa bala bencana dengan matinya semua tanaman lada dan cuaca yang amat panas dan karue Sabee droe. Setelah semua Rakyat bersatu berjihad melawan Belanda barulah bala itu kemudian hilang. Sesungguhnya didalam cerita itu terdapat pembelajaran.
“Apa salah makam Raja-raja dan Ulama Aceh Darussalam dari Dinasti Sayed Jamalullail Penyebar Islam,” ujarnya.
Menurut Mawardi, mendiamkan makam itu disemen lantai dan dijadikan tungku pembakaran sama saja mendukung, sama saja dosanya barangsiapa melihat kezaliman namun berdiam diri maka Allah akan melemparkannya ke neraka Jahanam.
“Adalah kewajiban Pemimpin yang menjalankan syariat Islam secara Kaffah menyelamatkan makam para Raja-raja Dinasti Sayed Jamalullail yang ada di Taman Poteu Jeumaloy untuk mengenang jasa Para Sultan Sayed Penyebar Islam di Asia Tenggara,” demikian Mawardi.
Discussion about this post