Banda Aceh – Sejumlah Ormas dan OKP melaksanakan agenda tahunan berupa Gerakan Menutup Aurat (Gemar), yang dipusatkan di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh, Minggu, 23 Februari 2020.
Kali ini, mengambil tema ”Mari mengenal batasan aurat, disuruh Allah untuk memutupinya. Perempuan seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak tangannya. Laki-laki pusar sampai lutut. Pakaian takwa itulah lebih baik,”.
Kegiatan ini merupakan gerakan yang tergabung dari Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Aceh, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Banda Aceh, One Day One Juz (ODOJ) Aceh, Qur’an Aplication Center (QAF) UIN Ar-Raniry, dan berbagai organisasi lainnya.
Beberapa rangkaian kegiatan dalam Long March tersebut adalah : penyampaian orasi, bagi-bagi hijab, kaus kaki, hand shock, dan sebagainya.
Korlap Aksi, Muhammad Alif Satrio mengatakan, saat ini masih banyak milenial seusianya yang belum menutup aurat secara baik dan benar. Melalui kegiatan ini, ia berharap ada kesadaran bersama bahwa cara berpakaian Islami itu memang sudah ada ketentuannya berupa pedoman untuk dipatuhi.
“Misal untuk wanita, jilbab itu bukan sebatas leher melainkan sampai menutup bagian dada. Selanjutnya kalau laki-laki, saat berenang tidak boleh menggunakan celana yang sempit dan membentuk lekuk tubuh. Hal-hal seperti inilah yang coba kita ingatkan kembali,” ungkap Alif.
Ketua Kammi Banda Aceh, Fathir Ma’ruf mengutip ayat Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 26 tentang pakaian. Allah yang “turunkan” kepada semua anak cucu Adam sekalian, sehingga adab dalam berpakaian itu harus sesuai ketentuan Syari’at.
Lanjut Fathir, sejarah telah menunjukkan bahwa perempuan-perempuan sebelum Islam juga memakai perhiasan yang menutup kepalanya walaupun bukan dalam bentuk hijab Syar’i, ini menandakan bahwa keseluruhan kepala wanita adalah kemuliaan dan kehormatan,” ujarnya.
Discussion about this post